Resensi Buku

Harusnya Pemuda Jaman Now seperti Mbak Asmak


Judul Buku                  : JERMAN (Jejak Perjuangan Meraih Impian)
Nama Pengarang         : Asmak Afriliana
Nama Penerbit            : deepublish
Ketebalan Buku          : 158 halaman
Tahun Terbit                : 2017
Nomor Edisi                : ISBN 978-602-453-233-8




Buku cetakan pertama Mbak Asmak Afriliana, JERMAN (Jejak Perjuangan Meraih Impian), membuat saya tertarik untuk membelinya. Asmak Afriliana adalah salah satu dosen yang mengajar di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Beliau terkenal orang yang sangat religius, tentunya dalam agama islam. Saya mengenal Mbak Asmak sejak kuliah di Universitas Jember.
Pada saat mendengar berita bahwa Mbak Asmak mengeluarkan buku pertamanya, saya langsung menghubungi Mbak Asmak dan langsung meminta untuk mengirim buku itu. Pesan yang tertulis dalam buku itu adalah “Dahulukan Allah, maka semua akan tercapai”. Tulisan itu sangat menunjukkan prinsip Mbak Asmak dalam perjalanan menggapai impian-impiannya.
Terkait fisik buku, sampul terlihat mengkilap, jilidan buku kurang bagus, ada kata yang belum tertulis sempurna, dan adanya lampiran pencapaian prestasi tidak begitu penting ketika sudah tertulis di bagian biodata penulis.  
Buku yang ditulis Mbak Asmak ini lebih pada karya nonfiksi. Beliau menceritakan kisah perjalanan dalam meraih cita-citanya. Perjuangan awalnya diceritakan pada saat ingin kuliah, namun beliau harus menunggu untuk bisa sampai kuliah di Universitas Jember.  

Salah satu kutipan tertulis yang menggugah pada saat menghadapi kegagalan pertama adalah “Allah punya banyak cara untuk menunjukkan rasa cinta kepada hamba-Nya. Bahasa cinta yang Allah gunakan tentu berbeda dengan bahas cinta yang digunakan manusia. Bahasa cinta dari Allah tidak menggunakan diksi yang kentara mesra. Dia memilih kata yang indah untuk menunjukkan bahwa skenario untuk hamba-Nya sedang disiapkan. Tunggu, itulah diksi yang Allah pilih”. Dari kutipan tersebut mengisyaratkan agar kita selalu tetap bersabar dalam menghadapi kegagalan dan terus berusaha. Seharusnya kutipan tersebut menjadi panutan para  pemuda jaman now, namun pemuda jaman now notabenenya sedang keasyikan dalam pergaulan, mereka cenderung lebih suka nongkrong di café sampai malam suntuk, tanpa ada tujuan dan maksud tertentu. Tidak semua pemuda, namun 95% dari mereka nongkrong dengan tujuan untuk happy-happy dan hanya sekedar refreshing.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Artikel, Esai, dan Feature

Mahasiswa IPB Ramaikan Aksi Bela Palestina