Membedakan Artikel, Esai, dan Feature
Biasanya
banyak kita jumpai karangan-karangan bebas yang dimuat di majalah, koran, media
online, tapi tau gak sih guys? Ternyata gak semua karya itu adalah artikel. Walaupun
bentuknya semua seperti artikel, ternyata ada yang tergolong jenis tulisan esai
dan Feature lho. Lalu bagaimana cara membedakannya ya?
Artikel, esai, dan feature
merupakan sebuah prosa atau karangan bebas, tidak terikat oleh suatu
aturan-aturan, namun ketiga jenis karya tersebut mempunyai perbedaan
berdasarkan struktur dan gaya penulisannya.
Apa itu artikel?
Artikel merupakan sebuah
karangan yang bersifat faktual dan berfungsi untuk menyampaikan gagasan dan
fakta yang bersifat mendidik. Artikel banyak memuat teori dari disiplin ilmu.
“Dalam penulisan artikel untuk
saat ini, pada umumnya disesuaikan dengan target pasar, banyak pakem-pakem yang
ditubruk jika prospek kita adalah pada bisnis,” kata Sekar, Ketua FLP Bogor. So, kalau teman-teman ingin nulis
artikel sebagai bisnis, bacalah lebih terdahulu gaya artikel media massa yang
kalian tuju.
Ciri-ciri esai
Kebanyak dari kita pasti tidak tahu, ternyata esai ini
banyak dimuat di majalah-majalah ilmiah, salah satunya Trubus. Jika kalian pernah
membaca majalah trubus, 95% bisa dijamin karya tersebut dominan pada esai atau
artikel.
“Esai adalah karya yang sifatnya lebih subjektif. Dalam
menulis esai, tidak memakai referensi tidak menjadi masalah, yang terpenting
logis untuk menegaskan gagasan yang kita tulis, dan bisa dipertanggungjawabkan,
” ujar Sekar, Ketua FLP Bogor.
Menulis
feature lebih bebas dan gampang
Kalau dibandingkan dengan
artikel dan esai, menulis feature ini lebih gampang dari menulis artikel dan
esai, karena dalam menulis feature itu pure
dari pandangan atau pengalaman seorang penulis.
“Feature adalah sebuah tulisan
yang tidak mengacu referensi, semua berdasarkan pandangan penulis, tahan lama,
dan gak basi. Dalam menulis feature, perlu ada kutipan, kalau di esai tidak,”
jelas Sekar, Ketua FLP Bogor.
Bedakan struktur
susunan
Artikel, esai, dan feature
mempunyai struktur susunan tulisan yang sama. Susunan pertama adalah premis. “Premis
adalah suatu kalimat yang mewakili tulisan tersebut, mengundang rasa penasaran
pembaca,” jelas Sekar, Ketua FLP Bogor.
Yang kedua adalah fakta. Poin
inilah yang membedakan artikel, esai, dan feature. Feature lebih mengambil
fakta dari pengalaman pribadi.
Yang ketiga adalah pembuatan
sub judul. Dalam menulis artikel, esai, dan feature sebaiknya memakai subjudul
supaya pembaca tidak ngos-ngosan
ketika membaca. Misalnya kita menulis judul feature “Anda Pejalan Kaki? Awas Blue Ferrary!”, subjudul yang bisa
dimasukkan adalah Mahasiswa terserempet blue ferrary. Subjudul ini bertujuan
untuk menceritakan kejadian jika kita tidak hati-hati terhadap bule ferrary. Subjudul
selanjutnya adalah “Tips untuk pejalan kaki”. Penulis bermaksud untuk
memberikan tips kepada pembaca yang notabenenya sebagai pejalan kaki. Untuk ketentuan
penulisan subjudul adalah harus lebih dari satu.
Gaya penulisan
“Jika
dilihat dari gaya penulisannya, feature lebih asik, luwes, renyah,dan kekinian,”ujar
Sekar, Ketua FLP Bogor. Artikel dan esai
lebih formal dengan penggunaan kata yang lebih baku. Artikel banyak memuat
kutipan, esai tidak memuat kutipan, dan feature memuat kutipan yang diambil
dari pengalaman penulis. Bisa kita lihat di media Hipwee, yang merupakan salah
satu media feature, banyak tulisan-tulisan alai
atau berlebihan, namun itu berkesan lebih menarik dan asik.
Komentar
Posting Komentar